Selasa, 20 Desember 2011

Nasib Ekonomi Jangka Panjang

Mengkristalnya sejumlah masalah ekonomi saat ini sepertinya jauh-jauh hari bisa dihindari. Terutama jika sejak awal semua pihak yang terlibat dalam penentuan kebijakan ekonomi dapat lebih berkomitmen memikirkan persoalan jangka panjang selain memikirkan rumitnya persoalan jangka pendek.
Krisis energi contohnya, sejumlah data menginformasikan kalau sebenarnya negara ini tidak layak mengalami krisis energi. Karena kita memiliki sumber panas bumi cukup besar untuk bisa dijadikan energi pembangkit listrik, baik skala besar maupun kecil.
Meskipun banyak, tampaknya pengembangan energi jangka panjang negeri ini hampir bisa dikatakan gagal total, terbukti dari krisis energi yang di alami belakangan ini. Meskipun terlambat, tetapi tampaknya muali ada upaya ke arah itu. Buktinya baru-baru ini dijanjikan akan optimalkan 39 wilayah kerja panas bumi yang ada di Indonesia, meskipun itu baru sebatas diajukan ke pemerintah untuk disurvei.
Tetapi sayangnya pemanfaatannya tidak lebih 10% dari petensi yang dimiliki. Padahal Indonesia diperkirakan sejumlah pakar memiliki 40% dari potensi panas bumi dunia, dimana masih sangat kecil yang dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.
Kita juga memiliki banyak kawasan yang memiliki kandungan batubara. Sejumlah kalangan memperkirakan sebagian potensi batu bara di Indonesia belum tergarap optimal karena cadangan terukur batu bara selama ini hanya empat miliar ton, padahal potensi sumber daya batu bara mencapai 53 miliar ton.
Untuk gas alam potensinya juga tidak kalah spektakuler. Beberapa tahun sebelum kita mengalami krisi energi yang cukup pelik seperti saat ini, cadangan gas alam kita sudah dipublikasikan berbagai kalangan memang cukup besar.

Sumber: ISEI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar