Selasa, 20 Desember 2011

Sejarah Koperasi Di Indonesia

Di masa penjajahan Belanda, gerakan koperasi pertama di Indonesia lahir dari inisiatif tokoh R.A. Wiriatmadja pada tahun 1986, beliau adalah seorang patih Purwokerto berjasa menolong para pegawai, pedagang kecil dan petanii dari hisapan lintah darat melalui koperasi. Dengan bantuan E. Sieberg, asisten Residen Purwokerto, mendirikan Hulp-en Spaar Bank. Mereka mendirikan koperasi kredit sistem Raiffeisen, dengan tujuan membantu rakyatnya yang terjerat hutang.
Gerakan koperasi semakin meluas bersamaan dengan munculnya pergerakan nasional menentang penjajahan. Berdirinya Boedi Oetomo, pada tahun 1908 mencoba memajukan koperasi rumah tangga. Serikat Islam pada tahun 1913 membantu memajukan koperasi dengan bantuan modal dan mendirikan Toko Koperasi. Pada tahun 1927, usaha koperasi dilanjutkan oleh Indonesische Studio Club yang kemudian menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) di Surabaya.
Pergerakan koperasi selama penjajahan Belanda tidak dapat berjalan lancar. Pemerintah Belanda selalu berusaha menghalanginya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu, kesadaran masyarakat atas koperasi sangat rendah akibat penderitaan yang dialaminya.
Pada masa penjajahan Jepang, koperasi mengalami nasib yang lebih buruk. Kantor Pusat Jawatan Koperasi diganti oleh pemerintah jepang menjadi “Syomin Kumiai Cou Jomusyo” dan kantor Daerah diganti menjadi “Syomin Kumia Saodandyo”. Kumiai yaitu koperasi model Jepang, mula-mula bertugas untuk mendistribusikan barang-barang kebutuhan rakyat. Walau hanya berlangsung selama 3,5 tahun tetapi rakyat Indonesia mengalami penderitaan yang jauh lebih dahsyat. Jadi, dalam masa penjajahan Jepang koperasi Indonesia dapat dikatakan mati.

Sumber: Nugroho Tri Atmojo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar